Di Indonesia, “Korea Fever” atau demam akan budaya dan hiburan Korea sudah lama merajalela, terutama mulai dari remaja sampai orang dewasa sekalipun. Mulai dari variety show, K-pop, hingga K-drama, semuanya membuat publik terpana akan jalan cerita, humor dan juga budayanya yang kental dan estetis.
Zaman semakin berkembang, kemudahan untuk menyaksikan berbagai hiburan Korea pun lebih mudah ditemukan. Alhasil, sinetron lokal buatan Indonesia pun perlahan mulai ditinggalkan. Kenapa hal itu terjadi? Yuk simak kemungkinan alasannya!
Digarap oleh orang-orang expert di bidangnya
1.
Film Korea dibuat oleh orang-orang terpilih dan unggul di bidangnya. Mulai dari Sinematografer, penulis, sampai sutradanya sendiri memang merupakan orang-orang yang handal di bidanngya. Pasalnya, bidang film, akting, model dan bahkan musik pun sangat didukung di Korea. Makanya, tak heran kalau semua packaging dalam produksinya dikemas dengan sangat rapih dan juga tersusun. Bukan dianggap sebelah mata, orang-orang yang bekerja dalam bidang ini pun juga memiliki pendapatan yang menggiurkan lho! Bahkan, penulis drama hit Descendant Of the Sun dan Goblin menerima upah puluhan juta won dalam 1episode!
Modal produksi maksimal
2.
Salah satu alasan mengapa drama Korea memiliki hasil yang sangat maksimal adalah karena modal untuk pembuatan produksinya pun juga besar. Bahkan, drama Descendant of The Sun saja rela mengeluarkan 140 milyar untuk pembuatan film tersebut. Tak tanggung-tanggung, untuk pembuatan film, mereka mengambil setting di Pantai Navagia, Yunani yang kabarnya termasuk dalam 10 wilayah perairan terindah di dunia! Makanya, karena modalnya yang tinggi, tak heran semua orang yang terlibat di dalamnya berusaha keras untuk menghasilkan drama yang semaksimal mungkin.
Pemain yang pas
3.
Pemain drama Korea yang selama ini tampil di TV sudah melalui perjalanan yang panjang. Merela rela memasuki satu agensi dan berjuang bertahun-tahun hingga debut. Sampai debut pun mereka masih harus berjuang menunjukkan nilainya sebagai seniman peran karena persiangan yang ketat dan seleksi yang selektif dari sutradara dan penulis naskahnya untuk menentukan peran tersebut. Bahkan, pemain yang terpilih pun harus melakukan reading bersama dengan tim besar. Makanya, tak heran kalau banyak seniman peran yang rela mengubah penampilan dirinya demi peran yang ia dapatkan karena tanggung jawab yang besar tersebut.
Schedule sudah ditetapkan jauh-jauh hari
4.
Karena padatnya jadwal yang sudah dimiliki oleh para seniman dan kru, schedule dan plot sudah ditetapkan dan diatur dari jauh-jauh hari dalam kontrak tersebut. Jadi, tak ada yang namanya “kejar tayang” sehingga setiap pemain pun bisa memaksimalkan penampilan dan perannya. Tak heran, hasilnya pun juga sangat profesional mengingat waktu persiapannya yang matang.
Soundtrack yang menarik
5.
Modal drama yang besar pun juga digunakan untuk menghasilkan atau membuat karya seni lain, seperti lagu yang dijadikan soundtrack dalam drama tersebut. Tentunya, feel dan juga cerita di dalam drama tersebut akan lebih terasa karena soundtrack yang dibuat sedemikian pula agar sesuai dan seirama dengan drama tersebut. Saking menariknya soundtrack drama Korea, banyak yang mendengarkan soundtrack-nya walaupun tidak menonton drama tersebut.
Apresiasi terhadap seniman yang tinggi
6.
Bukan cuma dramanya aja yang digemari, tapi, seniman peran dalam drama Korea pun juga sangat diapresiasi atau dihargai oleh para penikmatnya. Tak jarang, acara penghargaan seniman peran tersebut merupakan salah satu acara bergengsi dan menjadi tolak ukur kebanyakan agensi. Makanya, setiap pemain drama di Korea menjadi lebih termotivasi lagi untuk menjadi yang terbaik.
Apakah salah satu poin di atas menjadi salah satu alasanmu untuk terus mengikuti drama Korea? Drama apa yang paling jadi favoritmu? Yuk bagi-bagi rekomendasinya di kolom komentar di bawah ini!
Featured image: soompi.com
Editor: Neschya Hertian
Source: SHOPBACK
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.