Presiden Joko Widodo akan melakukan peninjauan ke Bendungan Kuwil, di Kabupaten Minahasa Utara dan kemudian akan meresmikan proyek infrastruktur energi PLTP (Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi) Lahendong Unit 5 dan 6, serta PLTP Ulubelu Unit 3 di Kecamatan Tompaso, Kabupaten Minahasa.
Di wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) Lahendong sendiri terbagi kedalam dua blok, yaitu Blok Lahendong Existing yang terletak dalam Wilayah Kota Tomohon dan Kabupaten Minahasa dan Blok Tompaso dengan luas 28 km persegi yang terletak dalam Wilayah Kabupaten Minahasa Induk.
Khusus yang akan diresmikan Presiden Jokowi adalah Blok Tompaso yang terbagi dalam dua unit yakni unit 5 dan unit 6. Untuk unit 5, PLTP tersebut sudah Commercial Operation Date (COD) pada 15 September lalu. Sementara unit 6, proyek ini mampu COD lebih dini dari yang ditargetkan pada Juli 2017 mendatang. Kedua proyek tersebut nantinya akan memberi tambahan kapasitas sebesar 2 x 20 MW.
PLTP Lahendong Unit 5 dan 6 merupakan yang murni dimiliki oleh PGE dari total 6 PLTP di WKP Lahendong. Sementara PLTP Unit 1 - 4 dimiliki oleh PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Selain itu, PLTP di Tompaso ini merupakan total project keempat dan kelima milik PGE. Sebelumnya, perseroan telah memiliki PLTP Kamojang Unit-4, Kamojang Unit-5, dan Ulubelu Unit-3.
Total project sendiri merupakan proyek yang pada tahap eksplorasi dan pengembangan lapangan uap hingga pembangunan dan pengoperasian PLTP untuk kemudian listriknya dijual kepada PT PLN (Persero) dan didistribusikan kepada masyarakat.
Untuk investasinya, proyek ini menghabiskan anggaran sebesar USD 282,07 juta atau setara Rp 3,3 triliun. Pendanaan tersebut menggunakan skema Subsidiary Loan Agreement (SLA) atau pinjaman dari pihak luar yang salah satunya Bank Dunia.
"(Pendanaan) Ini sebagian dari World Bank kita soft loan dari World Bank. Jadi ada dua, pertama dari corporate loan dan kedua dari World Bank. Untuk 5 dan 6 sekitar USD 282 juta dari up stream dan down stream. Kalau World Bank hanya di PLTP-nya saja," ujar Direktur Utama PGE, Irfan Zainuddin di Minahasa, Sulawesi Utara, Selasa (28/12).
Tidak hanya untuk melistriki rumah tangga di wilayah sekitar, PLTP ini kedepannya akan diproyeksikan untuk mensupport kegiatan pariwisata di Minahasa. Menurutnya, hal ini akan sejalan dengan pengoptimalan potensi panas bumi yang melimpah.
"Jadi Lahendong ini akan sangat mensupport kegiatan pariwisata dengan energi bersihnya. Kegiatan pariwisata kalau di support dengan panas bumi akan sangat relevan dengan kegiatan pariwisata itu sendiri," kata dia.
Ditempat yang sama, Direktur Operasional PGE, Ali Mundakir mengatakan, proyek ini nantinya akan menjadi percontohan untuk pengembangan PLTP lainnya. Sebab, kedua proyek ini mampu diselesaikan lebih cepat dari yang ditargetkan.
"Proyek ini tentunya akan menjadi percontohan untuk proyek lainnya yang akan segera dikembangkan. Karena kita bisa menyelesaikannya lebih cepat dari target," pungkasnya.
Source: Merdeka.com
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.