Produk mi instan asal Korea Selatan yang dikenal dengan sebutan Samyang, semakin populer di Indonesia, terutama karena tren video 'Samyang Challenge' di Youtube. Hasil pencarian untuk video 'Samyang Challenge' sendiri sudah mencapai 165.000 di situs berbagi video tersebut. Samyang Challenge ini viral karena memperlihatkan aksi youtuber menjajal mi instan terpedas ketiga di dunia, seorang blogger dan reviewer ramen terkenal. versi The Ramen Rater,
Sebenarnya nama asli produk mi Samyang ini adalah Buldalk Bokkeummyeon (rasa ayam pedas). Sedangkan Samyang adalah nama perusahaan yang memproduksi mi tersebut, Samyang Foods Inc. Namun karena tulisan latin yang tertera di bungkus mi ini hanya 'Samyang' dan sisanya huruf Korea, penikmat mi di tanah air lebih mengenalnya dengan sebutan Samyang. Di Indonesia sendiri, perusahaan importir tunggal produk ini. mi Samyang diimpor oleh PT Korinus,
Salah satu market place Indonesia, Elevenia, pernah mencatat pada Oktober 2016, transaksi jual-beli mi samyang ini mencapai 9.210 bungkus mi dalam sehari.
Samyang Foods sendiri adalah perusahaan pertama yang memproduksi mi instan di Korea Selatan pada 1963. Berdasarkan situs resminya, Samyang Foods memperoleh sertifikat halal internasional (KOLAS, ISO22000,
HALAL) pada 2014.
Dilansir dari Korea JoongAng Daily, Asia Tenggara termasuk Indonesia berkontribusi 35 persen terhadap total pasar dari mi Samyang pada 2016. Penjualan mi Samyang di Asia Tenggara juga tercatat sebesar 30 miliar won (Rp 351,92 miliar, atau melonjak hingga lima kali lipat dibanding 2015. kurs Rp 11,73 per won),
Sementara itu, berdasarkan data Badan Bea Cukai Korea, meningkat dibanding periode sepanjang 2015 yang mencapai 219 juta dolar AS.
ekspor mi instan asal Korea ke seluruh dunia mencapai 233 juta dolar AS sepanjang Januari-Oktober 2016,
Dikutip dari Pulse Korea, Penjualan ke luar negeri ini melonjak hingga empat kali lipat dibanding raihan 2015 yang senilai 29,4 miliar won. viralnya Samyang Challenge memang memicu perusahaan itu mencapai rekor ekspor tertinggi tahun 2016 mencapai 110 miliar won (Rp 1,29 triliun).
Source: kumparan
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.