Seluruh dunia regulasi memberikan kewenangan di pemerintahan," ungkapnya. diberi kewenangan oleh undang-undang. Dokter itu berpraktik, Hanya dokter yang punya kewenangan untuk menjelaskan. percayakan saja kepada yang ahli. "Antisipasi masyarakat,
Ia menyarankan juga kepada masyarakat agar bijak memilih pengobatan dan memilah informasi yang didapatkan yang menyangkut kesehatan.
kenapa disiarkan," ujarnya. karena pemerintah sebetulnya sudah tahu dari dahulu, pasti sudah terlambat, jika pun dilakukan sidak, Menurut saya, “Ini justru bisa mengacaukan sistem pelayanan kesehatan Indonesia.
tapi pemerintah membiarkan,” kata dia. Apalagi sekarang banyak di televisi lokal kan, pemerintah tidak tegas menegakkan. menurut saya, Sebetulnya, "Saya sayangkan itu bisa muncul di televisi.
Sebetulnya yang begini kalau dibiarkan terus akan banyak terjadi. Ia menyayangkan pemerintah yang bertindak kurang tegas mengatasi hal tersebut.
Bahkan siapa pun kecuali dokter tidak boleh mengatakan kalau seseorang itu 'sakit'," ujarnya. Itu ada undang-undangnya. tidak boleh mengatakan diagnosis apa pun kepada publik. tapi tidak punya kewenangan, “Orang yang punya pengetahuan saja, dia tidak punya dasar pengetahuan dan kewenangan tentang itu. Zaenal, menurut dr. Pertama,
18 Juni 2017. Zaenal kepada VIVA.co.id ketika dihubungi melalui telepon pada Minggu, itu masuk kategori penipuan dan bisa kena pidana,” ujar dr. Menurut saya, "Itu mengelabui orang namanya.
M.HKes mengatakan bahwa tindakan tersebut termasuk penipuan. Zaenal Abidin, Ketua Purna Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr. Menanggapi hal ini,
telepon langsung di tutup. Bahkan belum selesai pihak VIVA mengonfirmasi, dihubungi via telepon pada Minggu 18 Juni 2017. tapi Jeng Ana enggak ada di sini,” ujar salah satu resepsionis, Ini kantornya, Beliau juga enggak ngasih penjelasan apa-apa. “Kalau mau ngomong sama Jeng Ana enggak bisa.
VIVA juga mencoba menelepon tempat praktik Jeng Ana di kawasan Kalibata Jakarta Selatan yang sampai hari ini masih beroperasi. namun tidak aktif. VIVA.co.id coba menghubungi kontak pribadi Jeng Ana, pihak Jeng Ana sulit untuk dihubungi. Dituding memberikan diagnosis yang salah di televisi,
Craniopharyngioma bila dilakukan tindakan operasi memang cukup gagal," ucapnya dalam talkshow tersebut berusaha menjelaskan. rektum. dada, mulut, telinga, bisa hidung, Ngioma: di ganglia seperti terowongan, Faringioma: seperti ring ada seperti sejenis penyumbatan seperti koroner. saraf yang punya kelainan sistem imun. Craniopharyngioma: salah satu massa di dalam kepala di sekitar otak, Basalis: seperti kelenjar di bawah otot. Intrasella: penyilangan di dalam organ tempurung kepala. homogen itu berhubungan dengan globulin hormon dalam darah melengkapi bagian dari salah satu darah dan hormon. "Inhomogen: Kekebalan daya tahan tubuh di imun,
Dirinya seolah tidak sadar bahwa penonton talkshow-nya saat itu bisa berasal dari berbagai kalangan. Jeng Ana justru menuturkan informasi medis tidak pada tempatnya. Bukannya memberikan fakta yang jelas dan benar,
Dalam video tersebut tampak ia sedang memberikan penjelasan mengenai tumor otak dan beberapa istilah medis yang asing di telinga masyarakat umum.
yang seharusnya sudah bisa menyaring narasumber yang bisa dipercaya. Apalagi diperkuat dengan kehadirannya mengisi talkshow tersebut di salah satu televisi lokal, mungkin akan percaya begitu saja dengan apa yang dikatakan Jeng Ana. Bagi orang yang awam dengan istilah-istilah medis,
Wanita bernama Jeng Ana ini dengan percaya dirinya menjelaskan satu demi satu istilah-istilah medis yang asing bagi masyarakat umum.
tidak banyak orang awam yang tahu penyampaian salah tersebut. Ironisnya, ternyata konten yang disampaikan salah dan menyesatkan. Namun,
hadir sebagai narasumber yang diundang untuk berbicara mengenai tumor otak dan berbagai istilah medis lainnya. Jeng Ana, seorang wanita penyehat tradisional, Dalam video tersebut, viral di media sosial sebuah video tayangan talkshow pengobatan tradisional. VIVA.co.id – Beberapa waktu lalu,
Source: VIVA.CO.ID
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.