™ daripada Hilangkan Nyawa Ridwan Kamil: Lebih Baik Tak Ada Sepak Bola,

Jannet 00.21
Ridwan Kamil: Lebih Baik Tak Ada Sepak Bola, daripada Hilangkan Nyawa
Ridwan Kamil jenguk bobotoh terluka. (Foto: Instagram/@ridwankamil)

Kematian suporter Persib, Ricko Andrean Maulana (21), adalah tragedi sepak bola Tanah Air. Dia tewas setelah dikeroyok sesama bobotoh, usai laga melawan Persija. Wali Kota Ridwan Kamil, turut menyampaikan duka atas kematian Ricko.

"Selamat jalan wargaku tersayang Ricko Andrean. Semoga engkau diterima iman Islamnya, dilapangkan kuburnya dan diampuni segala dosanya. Kamis (27/7).  Amin," ucap Ridwan Kamil dalam Instagramnya @ridwankamil,

Ridwan Kamil: Lebih Baik Tak Ada Sepak Bola, daripada Hilangkan Nyawa

Kang Emil berharap kepergian Ricko adalah peristiwa yang terakhir, dan menjadi titik balik damainya antar suporter sepak bola Indonesia. Bahkan, bagi Kang Emil lebih baik tak ada sepak bola daripada merenggut nyawa.

"Mungkin lebih baik tidak ada sepak bola, Karena membunuh satu manusia sama dengan membunuh seluruh kemanusiaan," kata Emil.  jika ternyata harus menghilangkan nyawa-nyawa manusia.

Dia mengutip surat Al-Qiyamah ayat 36 dalam Al-Qur'an yang artinya: 

"Dan apakah manusia mengira bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggungjawaban)?"

Ridwan Kamil sempat menengok Ricko saat masih dirawat di RS Santo Yusup, Bandung. Dia menumpahkan kegeramannya atas peristiwa yang membuat Ricko tak sadarkan diri berhari-hari hingga akhirnya meninggal kemarin pagii.

"Coba kamu-kamu, oknum bobotoh yang menyiksa Ricko, bobotoh Cicadas, yatim piatu pula, saat Persib lawan Persija. Berani enggak gentle datang minta maaf?. Jika hukum dunia tidak mendapatimu, semoga hukum Allah yang akan mengejarmu!" kecam Emil saat itu.

Respons Menpora

Pemerintah melalui Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi berharap meninggalnya seorang suporter Persib Bandung, Andrean Maulana, karena dikeroyok oleh sesama bobotoh Persib menjadi yang terakhir.

"Tidak boleh ada lagi nyawa yang hilang akibat kebencian dan permusuhan antar-suporter. Kita tidak boleh lagi menunggu sampai ada korban-korban yang lain. Sesuai dengan reformasi sepak bola, olahraga ini seharusnya jadi pemersatu bukan pemecah belah. Sudahilah ini semua, mari kita islah bersama-sama," ujar Imam di Jakarta, Kamis.

Sembari menyampaikan rasa duka kepada keluarga Ricko, Menpora juga meminta Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) melalui Komisi Disiplin memberikan sanksi yang tegas kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab atas terjadinya kekerasan suporter yang berujung kematian tersebut.

Selain itu, Imam Nahrawi juga menunggu sikap kebijakan PSSI untuk menginisiasi paguyuban suporter, isu yang sudah dihembuskan beberapa tahun lalu tetapi belum juga terlaksana.

"Kongres suporter seperti itu adalah hal lama yang sudah dipikirkan, tetapi kalau tidak ada sambutan juga dari federasi dan pihak suporter ya kita harus mengulangi kembali. Sekarang mungkin sibuk dengan euforia membela klub masing-masing karena liga sudah digulirkan kembali," tutur Imam.


Source: kumparan

Artikel Terkait

EmoticonEmoticon

:)
:(
=(
^_^
:D
=D
=)D
|o|
@@,
;)
:-bd
:-d
:p
:ng

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.