Tercermin dari ekspresi kegotongroyongan yang menurun dan individualisme,” ujarnya. “Justru orang kota yang hilang sensitivitasnya tentang nasionalisme.
merupakan modal penting untuk mulai menumbuhkan lagi rasa kebangsaan. menurut Arie, Nilai-nilai seperti gotong royong dan persaudaraan yang masih tertanam di pedesaan,
Mereka dapat menjadi pilar memperkuat kembali nasionalisme lantaran belum terjangkit penyakit individualisme akut seperti diidap kalangan terdidik atau kelas menengah yang tinggal di kota-kota besar.
Arie menyebut pemerintah sebenarnya bisa berharap dan mengandalkan peran masyarakat desa. Di tengah arus globalisasi yang rentan menggerus rasa nasionalisme,
Upaya menghalau gelombang pemikiran antiPancasila juga tak melulu bertumpu pada peranan kaum terdidik.
Ilmu humaniora dan sebagainya harus memahami bahwa pengetahuan yang ia kembangkan dapat berkontribusi untuk bangsa,” kata Arie. Ilmu sosial, Dosen Ilmu eksakta, tapi juga pengetahuan untuk bangsa. "Jadi jangan hanya belajar untuk pengetahuan,
Arie mengkritik kalangan terdidik yang menganut prinsip belajar demi ilmu pengetahuan.
Kesadaran itu dapat dibangun dengan memberi ruang yang luas kepada dosen dan mahasiswa untuk berdiskusi terkait bagaimana memberikan kontribusi kepada masyarakat melalui ilmu yang mereka pelajari.
Arie mengatakan dibutuhkan sebuah kesadaran dari mahasiswa dan dosen akan tanggung jawab untuk ikut membangun bangsa. Untuk menghalau serbuan paham-paham semacam khilafah seperti yang diusung HTI,
serta pendidikan. Faktor lain adalah membengkaknya sentimen kelompok yang mengarah pada agama dan etnisitas, disebabkan oleh efek globalisasi yang mengubah gaya hidup anak muda. Arie memaparkan, Hilangnya rasa kebangsaan tersebut,
"Tak peduli setinggi apa pun pendidikan si mahasiswa," ujar dia.
baik yang diusung oleh HTI ataupun organisasi lain. Arie menyatakan bahwa memudarnya rasa nasionalisme pada mahasiswa menjadi faktor utama mereka mudah dipengaruhi oleh paham yang bertentangan dengan Pancasila,
Berkurangnya Nasionalisme
"Baru kemudian mereka masuk pada pengenalan organisasi. Dari situlah mahasiswa kemudian tertarik,” ujar Arie.
Mereka memulainya dengan membungkus isu-isu strategis yang bersangkut paut dengan kepentingan orang banyak seperti isu pangan dan neoliberalisme.
melainkan melalui kegiatan organisasi mahasiswa atau seminar. untuk kalangan terdidik ini HTI bisanya tak langsung merangkul lewat dakwah keagamaan, Dikatakan Arie, HTI memiliki cara cerdas untuk menyosialisasikan ideologi organisasi kepada kalangan terdidik.
itu (mereka) bisa menguasai generasi yang akan datang karena mereka sebenarnya sedang menanam benih ideologi Khilafah," kata Tamrin. dan IPB, ITB, “Begitu mereka bisa menguasai mahasiswa kelas menengah di universitas seperti UI,
yakni menguasai dan memengaruhi generasi masa depan. Sosiolog dari Universitas Indonesia Tamrin Tomagola bahkan menyebut kalangan terpelajar di kampus sengaja menjadi sasaran untuk mendukung proyek jangka panjang HTI,
“Golongan menengah terpelajar inilah yang nanti dapat menyampaikan nilai-nilai tersebut ke masyarakat lain,” imbuhnya.
Minggu (23/7). terutama dosen-dosen,” kata Arie ketika dihubungi CNNIndonesia.com, termasuk jaringan di kampus, “Fenomena ini lama berlangsung,
Sosiolog Universitas Gadjah Mada Arie Sudjito menyebut kalangan terpelajar ini sengaja dipilih untuk alasan strategi pengembangan organisasi sekaligus sosialisasi ajaran-ajaran yang diusung.
Bukan tanpa alasan HTI menyasar kalangan terpelajar.
HTI memang menjadikan mahasiswa atau kampus sebagai sasaran mereka. Dalam praktiknya, Video deklarasi Negara Khilafah oleh ribuan mahasiswa hanyalah satu dari sekian kegiatan HTI yang terindikasi bertentangan dengan Pancasila.
kegiatan dan aktivitas HTI banyak yang bertentangan dengan Pancasila dan NKRI. kata Freddy, Meski dalam AD/ART mencantumkan Pancasila sebagai ideologi untuk badan hukum perkumpulannya,
Freddy Harris menyatakan langkah itu merupakan tindak lanjut dari penerbitan Peraturan Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Organisasi Kemasyarakatan. Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum (Dirjen AHU) Kemkumham,
pemerintah resmi mencabut badan hukum organisasi tersebut. Pada Rabu (19/7), nasib HTI sebagai organisasi legal di Indonesia menemui ajalnya. Belakangan,
HTI adalah organisasi transnasional yang secara gamblang menyatakan akan memperjuangkan pendirian negara berideologi politik Islam.
sebab mahasiswa anggota lembaga ini kerap dikaitkan dengan Hizbut Tahrir Indonesia atau HTI. Video deklarasi mahasiswa tersebut sempat menghebohkan dunia maya,
Maret 2016 lalu. Demikian salah satu poin yang dideklarasikan ribuan mahasiswa Indonesia yang tergabung dalam Badan Koordinasi Lembaga Dakwah Kampus (BKLDK) di Kampus Institut Pertanian Bogor (IPB),
kami akan terus berjuang tanpa lelah untuk tegaknya Sya’riah Islam dalam naungan Negara Khilafah Islamiyah sebagai solusi tuntas problematika masyarakat Indonesia dan negeri-negeri Muslim lainnya.” “Dengan sepenuh jiwa,
Source: CNN Indonesia
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.