TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kamis pagi ((19/1/2017), api sudah terlihat membumbung dari kejauhan di beberapa kios di Pasar Senen. Matahari yang bersinar, kemudian makin memperlihatkan asap hitam mengepul, membumbung tinggi.
Seorang warga bernama Riskan (27) saat ditemui menyatakan dirinya mendengar ledakan ketika api mulai membesar di Pasar Senen Blok III sekitar jam 04.00 WIB.
Tercatat dalam sejarah dikutip dari wikipedia, Pasar Senen, dulu bernama pasar Snees, merupakan pasar tertua di Jakarta. Dinamai Pasar Snees karena pedagangan di pasar ini yang awalnya berlangsung setiap hari Senin dan didominasi oleh masyarakat etnis Tionghoa. Dalam perjalannya nama pasar ini berubah menjadi Vinck passer.
Waktu pembangunan Pasar Senen bersamaan dengan waktu pembangunan Pasar Tanah Abang, yakni pada 30 Agustus 1735 oleh seorang tuan tanah yang juga seorang arsitek bernama Yustinus Vinck dari lahan milik anggota Dewan Hindia bernama Corrnelis Chastelein.
Meskipun awalnya pasar ini hanya dibuka pada hari Senin, namun pada tahun 1766, pasar yang ramai dikunjungi ini akhirnya dibuka untuk hari selain hari Senin.
Kebakaran yang terjadi di Pasar Senen hari ini sejak pagi hari, diperkirakan ratusan kios yang berada di Blok I dan Blok III ludes terbakar. Blok III, dikabarkan yang paling parah terkena dampak kebakaran.
Meski Pasar Senen sudah berumur, namun hingga sekarang tetap eksis. Berbagai perlengkapan ada disana. Sebuah Mall megah disebelahnya, tak membuat Pasar Senen tergerus oleh jaman.
Petugas pemadam kebaran sigap agar kobaran api reda dan tidak menyambar ke yang lain. Ratusan aparat kepolisian gabungan dari Polres Jakarta Pusat dan Polda Metro Jaya dikerahkan dalam upaya membantu menangani kebakaran yang terjadi di pasar senen.
"Kita mengerahkan di jakarta pusat ada 400 personil di back up polda metro Jaya ada 150 personil," ujar Kapolres Jakarta Pusat Kombespol Dwiyono
Pengamanan dilakukan untuk membantu agar tidak terjadi pencurian atau penjarahan yang memanfaatkan situasi kebakaran ini. aslain itu pihak kepolisian juga membantu evakuasi pedagang.
"Ring utama pengamanan blok I dan II kita antisipasi agar tdk terjadi pencurian dan penjarahan. Di samping kita bantu evakuasi barang Pedagang yg bisa diamankan," imbuhnya.
Pihaknya mengimbau kepada warga tidak mendekat kios yang sudah terbakar untuk menyelamatkan barang dagangan mereka karena api masih belum bisa dipadamkan.
"Kita himbau pemilik kios yg kios sudah terbakar namun memaksa masuk karena bisa membahayakan jiwa pemilik kios," tutupnya.
Pada bulan Juni tahun lalu, Pasar Senen juga sempat dilalap api. kebakaran yang terjadi, jelang Idul Fitri 1437 H, membuat duka begitu mendalam bagi para pedang.
Pasar Senen seakan menjadi bagian dari perjalanan sejarah Ibu Kota. Saat Ali Sadikin menjadi gubernur DKI, kawasan Pasar Senen makin populer. Di awal tahun 1974, kemudian meletus peristiwa yang kemudian dikenal dengan peristiwa Malari.
Dua blok di pasar ini ludes terbakar menjadi amuk massa, saat para mahasiswa ketika itu menentang kebijakan pemerintah yang dianggap terlalu berpihak kepada asing.
Source: Tribunnews.com
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.