Reporter: Ferio Pristiawan
Hasil pengecekan tim Gegana dipastikan isi tas itu adalah pakaian bekas.
"Kalau misalkan ada unsur kesengajaan yang menimbulkan kepanikan di masyarakat bisa dijerat pidana dengan Undang-Undang Terorisme," pungkasnya.
Rahmaningtyas menegaskan bahwa aksi yang memicu kepanikan tersebut dapat dijerat pidana. Akan tetapi,
masih penyelidikan penyidikan sehingga identitas belum ada," ucap dia. "Masih didalami,
Kasubag Humas Polres Depok Rahmaningtyas belum bisa memastikan apakah pemilik tas tak bertuan yang diduga bom terekam CCTV. Sementara itu,
Apalagi menyangkut nyawa orang-orang yang tidak berdosa," tuturnya. Apalagi menyangkut nyawa manusia. Kami sangat khawatir terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. "Ini sudah membuat kami gelisah tentunya.
Pradi menyayangkan karena insiden tas itu membuat masyarakat menjadi gelisah dan khawatir. Selain itu,
Akan ter-record," tambahnya. lalu lalang orang terekam. "Tujuannya agar lalu lintas,
ketika ada aksi-aksi yang menimbulkan kepanikan dapat termonitor siapa pelakunya. Sehingga, Hal tersebut bertujuan agar semua aktivitas masyarakat semua dapat terekam dengan jelas.
Senin (3/7). Depok, seluruh tempat ada CCTV-nya," ujarnya di kawasan Margonda, Ini menjadi target kami di tahun ini dan tahun 2018 seluruh wilayah, untuk rumah-rumah yang usaha yang besar ini agar ada CCTV. karena regulasinya belum ada, "Kami mengimbau,
Wakil Walikota Depok Pradi Supriatna bakal mewajibkan penggunaan kamera pengawas atau CCTV di tempat-tempat keramaian. ada kebijakan baru yang akan dikeluarkan. Buntut ditemukannya dua tas tak bertuan yang membuat heboh karena disangka bom di dekat ITC Depok,
Source: kumparan
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.