Saat itu secara tiba-tiba saja Ahok maju ke tengah panggung debat dengan bertingkah bak orang yang sedang menari," paparnya. Tingkah nyeleneh Ahok di segmen kelima debat adalah kasusnya. tetapi juga ditunjukkan oleh paslon nomor 2. "Problem aturan yang terkait dengan sikap paslon bukan hanya datang dari Sylvy (paslon nomor 1),
hanya disebutkan bahwa kandidat tidak diperkenankan memberi pertanyaan yang menyerang personal kandidat lain. misalnya, Pada poin ketiga tatib, Dalam tatib debat tidak diatur secara jelas mengenai batasan sikap atau perilaku yang dilarang untuk dipertontonkan oleh para paslon selama acara debat. Menurutnya hal ini yang masih belum clear. Ia lantas mempertanyakan apakah sikap Sylvi yang demikian itu melanggar aturan debat.
bisa juga dimaknai sebagai suatu respons ketidaksetujuan," ulasnya. sebab thumbs down, tetapi bisa juga itu dianggap sebagai hal yang biasa saja, "Dari momen yang terekam oleh kamera itu bisa saja dimaknai bahwa Sylvi telah bersikap kurang sopan,
Sedangkan segmen keempat terlihat ketika Sylvy sempat menggerakkan jempol tangannya ke arah bawah (thumbs down) dalam merespons pernyataan Ahok.
maka tafsir atas aturan itu menjadi debatable," terang Said. "Karena ada tiga kandidat, dan misi kandidat lainnya. visi, hanya disebutkan pertanyaan antarkandidat mempertanyakan program, misalnya, Pada poin empat tatib, tidak ditegaskan adanya larangan soal itu. Dalam tatib debat imbuhnya,
Di sinilah masalahnya," kata dia. apakah taktik bertanya ala Sandi itu menyalahi aturan debat? "Pertanyaannya, tetapi bisa juga disebut cerdik. Sandi bisa saja disebut licik, Dari fragmen yang tidak terduga itu sambung Said,
Sandi justru meminta pendapat Sylvi mengenai reformasi birokrasi dan kepemimpinan yang dijalankan oleh paslon nomor 2 Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat (Ahok-Djarot)," kritik pemerhati Pilkada tersebut. dan program dari paslon 1, misi, "Alih-alih menanyakan visi,
paslon nomor 3 Anies Baswedan-Sandiaga Uno Salahuddin (Anies-Sandi) diberi kesempatan untuk bertanya kepada Paslon nomor 1 Agus harimurti Yudhoyono- Sylviana Murni (Agus-Sylvy). kata dia, pada segmen keempat, Sebagai contoh,
hal itu terlihat dari tata tertib (tatib) debat yang hanya memuat empat poin aturan yang tidak cukup tegas untuk memagari atau mengantisipasi hal-hal yang tidak diharapkan muncul dari para paslon. Said menjabarkan,
dirasa masih kurang mampu merumuskan aturan main debat yang lebih memadai. dari sisi pengaturan debat KPU DKI Jakarta lanjut dia, Sayangnya,
Sabtu (28/1/2017). serta kemeriahan acara yang ditunjukkan oleh para pendukung paslon menjadi sedikit contoh dari adanya peningkatan acara debat dilihat dari sisi teknis penyelenggaraannya," ujar Said dalam keterangannya di Jakarta, moderator yang sedikit lebih luwes, "Penambahan durasi debat,
JAKARTA - Pengamat Politik dari Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia ( Sigma) Said Salahudin mengkritik aturan main debat antarpasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta 2017 putaran kedua yang kurang memadai.
Source: Okezone.com
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.