™ Kematian Akseyna Masih Jadi Misteri Dua Tahun Berlalu,

Jannet 01.18
Dua Tahun Berlalu, Kematian Akseyna Masih Jadi Misteri

- Rappler.com kasus ini dapat mencerminkan kinerja kepolisian dalam kasus serupa lainnya. Sebab, Semoga kepolisian tidak menyerah dan terus mengungkap kasus kematian Akseyna.

teman kuliah dan penjaga tempat Ace kost. Saksi-saksi itu terdiri antara lain dari keluarga, pihak kepolisian menyebut mereka sudah memeriksa 17 saksi. Walaupun sebelumnya, sudah ada 13 saksi yang diperiksa. untuk pemeriksaan saksi, Sementara,

yang kami harus intens untuk mencari pembanding siapa penulis yang memodifikasi tulisan tersebut," kata Hendy lagi. Nah ini, "Dalam kesimpulan ahli itu ada dua penulis yang berbeda tetapi berbedanya ini siapa kan kami harus cari pembanding.

mantan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ini memang mendapatkan informasi dari ahli Grafologi adanya perbedaan karakter penulisan. Dari analisa barang bukti yang ditemukan berupa surat wasiat,

tapi tetap kami lakukan upaya yang intinya sains investigasi yang mengarah kepada dugaan pelaku,” kata dia. “Kalau sudah setahun itu kan susah untuk dianalisa,

Saat ini TKP sudah terkontaminasi. Kesulitan lainnya yang dia hadapi yakni kondisi TKP yang berbeda.

ada beberapa analisa yang pembuktiannya harus dilakukan dengan menggunakan metode scientific investigasi. Tetapi, polisi masih kesulitan untuk menemukan bukti baru dalam proses penyelidikan. Dia mengakui jika hingga saat ini,

24 Maret. berhenti itu jadi problema sendiri ketika kita membuka kembali sebuah case (kasus)," ujar Hendy yang ditemui di Polda Metro Jaya pada Jumat, Setelah diperiksa lama, kemudian pemeriksaan saksi yang sudah lama. Kan concern saya ke (kasus) Akseyna tetapi ada beberapa benturan misalkan dari olah TKP awal, “Itu (kasus Ace) pekerjaan rumah bagi saya yang pertama sejak saya menjabat.

kasus Ace memang merupakan pekerjaan rumah bagi dirinya saat masuk menjabat sebagai Kasubdit di Polda Metro Jaya. Kurniawan mengatakan, Ajun Komisaris Besar Polisi Hendy F. Kasubdit Kejahatan dan Kekerasan Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Sementara,

Belum dapat bukti baru

Itu yang kami pastikan apakah polisi menggantung kasus atau kesulitan dipecahkan,” kata Adrianus. Tapi ketika polisi menggantung kasus itu salah. tapi nanti ada implikasi yakni mungkin keluarga tidak puas dan meminta kasus dibuka lagi. “Kalau memang mau terus dibuka lakukan langkah-langkah jangan didiamkan atau kalau memang tidak dibuka dan mau dihentikan silahkan,

seperti pembiaran kasus. Dia juga ingin memastikan jika pihak kepolisian tidak melakukan maladministrasi,

Ombudsman masih mengamati bagaimana cara polisi bekerja memecahkan kasus tersebut. Dengan harapan muncul petunjuk yang selama ini mungkin terlewatkan. Kapolres Depok kemudian melakukan pemeriksaan ulang terhadap orang yang dipanggil.

mungkin mereka melakukan semacam review ulang gitu terhadap apa yang sudah dilakukan,” ujar Adrianus. Tapi karena Kapolresnya baru, Kami menanyakan kembali kasus tersebut. “Kami kan baru bulan kedua dan ketiga tahun ini mengadakan pertemuan dengan Polres Depok.

Mereka sudah pernah memanggil terhadap Polres Depok untuk menanyakan perkembangan kasus tersebut. Adrianus Meliala mengatakan kasus kematian Ace memang menjadi salah satu perhatian organisasinya. anggota Ombudsman dari unsur kepolisian, Dihubungi secara terpisah,

Dipanggil Ombudsman

polisi harus memaparkan datanya,” tutur Kisnu. Mau kasus ini pembunuhan atau bunuh diri, masalahnya polisi tidak ada data itu. Nah, buktikan memang itu salah tetapi dengan data. Ketika hipotesa kita salah, seperti kita melakukan penelitian. “Polisi kan bisa salah,

maka mereka harus secara jantan mengatakan demikian dan menyertakan bukti-bukti yang ada. Jika kepolisian buntu dan salah mengambil hipotesa bahwa Ace korban pembunuhan, Kisnu berharap mereka bisa mengumumkan kepada publik soal hasil penyelidikannya. kepada polisi, Sementara,

tetap cari bukti dengan kasus tetap berjalan dan berusaha,” katanya. Sekarang yang penting, karena barang buktinya kurang. “Polisi juga bingung,

Biarkan saja kepolisian bekerja untuk mengumpulkan barang bukti. jangan menekan polisi. Tetapi, Kisnu juga meminta agar media tetap mengawal kasus tersebut.

Dua Tahun Berlalu, Kematian Akseyna Masih Jadi Misteri

sehingga polisi bisa mengembangkan kasus ini,” tutur dia. Siapa tahu ada modus operandi yang sama, tetap saja biarkan kasus ini dibuka. Makanya, “Di negara besar juga banyak kasus yang belum bisa diungkap.

lalu mencocokan hipotesa kasus yang satu dengan kasus Ace. maka polisi dapat membuka kembali, jika dalam beberapa tahun ke depan ditemukan tindak pidana dengan modus yang sama, Nanti, setiap kasus memiliki batas kadaluwarsanya. Sebab, Kisnu menyarankan agar kasus kematian Ace tetap dibiarkan saja terbuka.

Hanya saja untuk memulai kembali penyelidikan terbentur fakta harus dimulai dari mana. tetapi bukan tidak mungkin bisa diungkap. Menurut Kisnu kendati tergolong kasus yang sulit,

karena ada bukti yang ditinggalkan oleh pelaku,” katanya. Merujuk pada kasus anak kecil yang tewas dan dimasukan ke dalam kardus tempo hari di Jakarta Barat lebih mudah diungkap, “Bukti yang ditinggalkan oleh pelaku pembunuhan Ace di lokasi kejadian pun minim bukti.

mereka justru berada jauh di Yogyakarta. Seandainya pemeriksaan dimulai dari orang tua, pasalnya tidak ada yang melihat dan mengetahuinya. Jika memulai penyelidikan dilakukan dari teman-teman Ace,

sulit mau mengembangkan kasus ini dari mana,” tuturnya. Sekarang, sehingga bukti dan sisa kejahatan rusak. “TKP tidak bisa diisolir,

Belum lagi tidak ada saksi yang berada di danau ketika kejadian pembuangan jenazah dilakukan di danau.

masyarakat yang seharusnya tidak mendekat ke TKP justru malah lalu-lalang di sekitar area tersebut. Selain barang bukti di danau yang kemungkinan besar sudah rusak karena larut di air, Dia mengakui jika TKP kasus kematian Ace sudah tak lagi steril.

26 Maret. Apakah pelaku meninggalkan jejak memadai untuk dilakukan pengembangan?” tutur Kisnu mengungkapkan analisanya ketika dihubungi Rappler pada Minggu, apakah TKP masih utuh atau sudah rusak? Sekarang, TKP jangan dirusak. Seharusnya, “Jika ditanya faktor apakah kasus itu sulit atau mudah diungkap bisa merujuk kepada standar seberapa integritas Tempat Kejadian Perkara (TKP).

bukti-bukti mudah rusak jika berada di dalam air. Sementara, jasadnya ditemukan di danau. Sebab, kasus kematian Ace memang tidak mudah untuk diungkap polisi. Kisnu Widagso, Dari kacamata kriminolog Universitas Indonesia,

Tetap buka kasus

Kami berharap tetap diberi keadilan,” tutur Mardoto. karena apa yang telah dilakukannya akan ada balasan dari Tuhan. “Saya harap pelaku sadar,

maka Tuhan yang akan membalasnya. jika memang perbuatanya tidak bisa dibalas oleh manusia, Menurutnya, Dia juga berharap bagi pelaku yang masih berkeliaran agar segera sadar dan menyerahkan diri.

keluarga memilih berziarah dan mendoakan mahasiswa berusia 18 tahun itu. Jika mereka teringat Ace, dia menyebut keluarganya perlahan-lahan sudah mulai bangkit dari keterpurukan akibat kasus kematian Ace. Tapi, Keluarga diakui Mardoto memang masih dilanda kesedihan.

Masih optimis berharap ada titik terang," tutur dia. Dan memang waktu yang menjawab. "Sebesar apapun yang menutupi pasti ada titik celah yang terungkap.

Dia berharap kasus puteranya segera terungkap. tetapi dia mengaku tetap optimistis. Kendati membentur tembok dan banyak tantangan yang harus dihadapi,

Pihak UI tidak mau membentuk tim,” katanya. pihak UI sepertinya tidak melihat kasus ini seperti kasus yang harus dibongkar dan mencari pelakunya. “Tapi,

Isi surat itu meminta kepada UI agar dibentuk tim internal untuk menyelidiki kasus tersebut. Mardoto pernah melayangkan surat secara terbuka kepada pihak UI dengan tembusan kepada Komnas HAM dan Ombudsman. Mardoto juga menyayangkan sikap Universitas Indonesia (UI) yang tertutup dan tak melihat kasus ini sebagai sebuah kasus yang perlu diungkap. Selain kecewa terhadap proses penyelidikan yang dilakukan polisi,

hal itu dilakukan dalam batas untuk kepentingan mencari barang bukti. Tetapi, Mardoto mengaku pernah masuk ke kampus anaknya secara diam-diam.

Dalam hal ini kami menganalisis saja meskipun dalam beberapa hal,” kata dia. ibu Ace dosen dan saya (memiliki latar belakang) militer. karena ada memiliki gelar Master Psikologi, “Dari keluarga kami memang ada yang bisa menggunakan ilmu psikolog,

keluarga Ace mempunyai kemampuan untuk melakukan penyelidikan seorang diri. Walaupun menurutnya, Dia mengaku selama ini menyerahkan kasus tersebut sepenuhnya kepada polisi untuk diselidiki.

Dua Tahun Berlalu, Kematian Akseyna Masih Jadi Misteri
BARANG BUKTI. Pengembangan Kasus Pembunuhan Akseyna Tim Penyelam dari Brimob Kelapa Dua menyisir TKP pembunuhan Akseyna Ahad Dori untuk mencari bukti baru di Danau Kenanga, Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Senin, 5 Oktober 2015. Foto oleh Indrianto Eko Suwarso/ANTARA

Tentunya ini harus dibalas dengan penyidikan yang lebih kuat untuk membalas kesalahan awal,” kata Mardoto. Ini menjadi seperti memburamkan penyidikan. di kamar kost sudah pernah dimasuki oleh rombongan yang mengaku teman anak saya. Bahkan, baik di danau dan di kamar kost. “TKP berantakan,

Depok. Beji, Begitu pula TKP di kamar kost di Wisma Widya yang berada di Kelurahan Kukusan, Salah satu yang menjadi catatannya adalah TKP Ace ditemukan tewas justru tidak dijaga secara steril. Mardoto menduga ada beberapa hal yang membuat kasus ini sulit diungkap polisi.

Mereka sempat memiliki dugaan demikian karena ditemukan surat wasiat yang diduga ditulis oleh Ace di kamar kostnya. Dia mengaku menyayangkan sikap polisi yang sempat mengambil kesimpulan bahwa anaknya bunuh diri tanpa dilakukan penyelidikan lebih dulu.

26 Maret. Bukannya bukti-bukti petunjuk di awal sudah banyak ditemukan oleh kepolisian?” tanya Mardoto yang dihubungi Rappler pada Minggu, Yang kami permasalahkan kasusnya kok tidak terasa perkembangannya? biar dia di sana lapang. Saya ikhlas (kematiannya), “Yang kami rasakan secara manusiawi memang setiap orang akan menemui kematian.

dia merasa selama dua tahun terakhir tidak ada perkembangan yang cukup signifikan dari kasus kematian puteranya tersebut. Tetapi, Hingga kini Mardoto mengaku masih terus menjalin komunikasi dengan pihak kepolisian untuk mengetahui perkembangan kasus puteranya itu.

Mardoto belum putus harapan untuk mencari tahu siapa yang tega membunuh buah hatinya. Kini setelah dua tahun berlalu, Jasad Ace dievakuasi oleh polisi pada tahun 2015. jelas bahwa mahasiswa yang akrab disapa Ace itu dibunuh dan bukan bunuh diri. Sehingga,

Sepatu korban juga robek diduga akibat diseret. terdapat luka lebam pada kepala dan tubuh korban. Selain itu, polisi menemukan ada batu di dalam tas ransel berwarna hitam yang dibawanya. Ketika jasadnya dievakuasi,

mahasiswa program studi Biologi FMIPA itu sengaja ditenggelamkan oleh pelaku ketika dalam keadaan pingsan. Menurut penelusuran Krishna Murti yang ketika itu masih menjabat sebagai Direktur Direktorat Kriminal Umum Polda Metro Jaya, tempatnya menuntut ilmu. Jasad Akseyna terlihat mengambang di danau kampus,

pria yang bertugas di TNI Angkatan Udara dengan pangkat Kolonel itu kehilangan putera keduanya di Danau Kenanga Universitas Indonesia. Sebab, ayah Akseyna Ahad Dori. Indonesia - Tanggal 26 Maret selalu menjadi hari yang pilu bagi Sus Mardoto, JAKARTA,


Source: Rappler.com

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.